Diseluruh dunia setiap kemeriahan tentu tak lepas dari pesta kembang api. Namun di Jepang mereka memiliki tradisi tersendiri yang terkait dengan kembang api. Tradisi Tezutsu Hanabi merupakan tradisi kembang api ekstrim yang mengundang decak kagum.
Tradisi kembang api di Jepang ini memang memiliki keunikan. Hal tersebut dilihat dari cara kembang api tersebut dinyalakan. Kembang api ini berupa batang bambu dengan diamameter 10 hingga 20cm yang diisi dengan bubuk mesiu yang dasarnya ditutup dengan tanah liat dan kertas.
Pembuat kembang api melakukannya dengan hati-hati karena 3 kg mesiu adalah jumlah yang banyak dan berbahaya jika meledak duluan. Dikutip dari unik.inibaru.com, sang pembuat itu sendiri juga yang menyalakannya dengan cara memegang bambu dengan lengannya sambil berdiri.
Sedangkan, untuk keamanan digunakan pelapis tatami dan batang padi sebagai tali yang melingkari bambu sepanjang 80 cm itu. Meski sudah diajari secara turun temurun teknik memegang yang aman tapi para peserta tetap menggunakan pelindung badan. Namun mereka tidak mengenakan pelindung kepala untuk melindungi dari hujan kembang api di atas tubuh mereka.
Sementara itu, penggunaan batang bambu berasal dari jaman perang yang digunakan sebagai alat komunikasi jarak jauh. Dengan masuknya senapan, alat tersebut kini digunakan sebagai kembali api di perayaan kuil Yoshida di Toyohashi. Kembang api itu merupakan bagian dari Festival Gion yang paling menarik banyak perhatian wisatawan.
Tradisi kembang api di Jepang ini memang memiliki keunikan. Hal tersebut dilihat dari cara kembang api tersebut dinyalakan. Kembang api ini berupa batang bambu dengan diamameter 10 hingga 20cm yang diisi dengan bubuk mesiu yang dasarnya ditutup dengan tanah liat dan kertas.
Pembuat kembang api melakukannya dengan hati-hati karena 3 kg mesiu adalah jumlah yang banyak dan berbahaya jika meledak duluan. Dikutip dari unik.inibaru.com, sang pembuat itu sendiri juga yang menyalakannya dengan cara memegang bambu dengan lengannya sambil berdiri.
Sedangkan, untuk keamanan digunakan pelapis tatami dan batang padi sebagai tali yang melingkari bambu sepanjang 80 cm itu. Meski sudah diajari secara turun temurun teknik memegang yang aman tapi para peserta tetap menggunakan pelindung badan. Namun mereka tidak mengenakan pelindung kepala untuk melindungi dari hujan kembang api di atas tubuh mereka.
Sementara itu, penggunaan batang bambu berasal dari jaman perang yang digunakan sebagai alat komunikasi jarak jauh. Dengan masuknya senapan, alat tersebut kini digunakan sebagai kembali api di perayaan kuil Yoshida di Toyohashi. Kembang api itu merupakan bagian dari Festival Gion yang paling menarik banyak perhatian wisatawan.
0 komentar
Posting Komentar