Saat ini, banyak orang merasa kesulitan untuk saling mempercayai satu sama lain. Tak hanya pada hubungan pribadi, kondisi tersebut juga menimpa hubungan atasan dan bawahan di kantor.
Seperti dikutip dari Forbes, rendahnya tingkat kepercayaan karyawan pada atasan dapat berdampak pada ketegangan hubungan kerja di kantor. Kondisi tersebut dapat berpengaruh negatif pada produktivitas kerja di kantor.
Sayangnya, saat ini sebagian karyawan merasa sulit mempercayai atasannya. Berikut tujuh alasan yang membuat karyawan ragu pada bosnya:
1. Atasan yang tak punya gaya kepemimpinan sendiri
Para pemimpin yang mudah ragu dengan keputusannya sendiri sangat sulit untuk dihormati dan dipercaya. Kebanyakan para atasan saat ini membuang banyak waktunya untuk meniru gaya kepemimpinan bos lain daripada membentuk indentitas sendiri.
Mungkin, banyak pemimpin yang tak tahu bahwa karyawannya memperhatikan sikapnya di kantor. Para pegawai selalu tahu apa yang dilakukan bosnya dan bagaimana dia mengatur sikapnya sendiri.
Saat para atasan tak berhasil mendorong potensinya sendiri, maka sulit bagi para karyawan untuk mempercayai penilaiannya, kepercayaan diri, kewaspadaan dan kapablitasnya secara keseluruhan.
2. Tak menginformasikan agenda kerja
Pemimpin yang terlalu politis dan berbelit-belit dapat dipandang sebagai atasan yang picik dan tidak kredibel. Sedangkan para karyawan berharap memiliki pemimpin yang tidak banyak basa-basi dan langsung bertindak mencapai tujuan.
Artinya, para pegawai tidak akan percaya pada atasan yang tidak menginformasikan agenda kerja guna mencapai tujuan tim di kantor. Kadang para atasan ingin menonjolkan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan tim kerja. Dalam kondisi itu, kepercayaan pegawai akan hilang dengan cepat dan sulit kembali.
3. Mengambil keputusan sepihak
Saat atasan hanya mementingkan dirinya sendiri dan kurang berkomitmen pada kemampuan karyawan, siap-siap saja untuk kehilangan kepercayaan dari para pegawai. Sementara bos yang baik akan senantiasa menuntun bawahannya untuk tumbuh dan berkembang lebih baik.
Jika para atasan hanya mementingkan reputasinya sendiri maka sulit bagi karyawan untuk mempercayainya. Saat para atasan meragukan kemampuan kerja bawahannya, dan mengambil keputusan sendiri, keegoisannya melunturkan kepercayaan para karyawan.
4. Reputasinya rendah
Hati-hati, terlalu banyak obrolan tak sedap tentang seorang atasan dapat berpengaruh buruk pada reputasinya. Setiap atasan harus waspada dengan penilaian yang diberikan secara implisit oleh karyawan. Saat reputasi atasan luntur, para karyawan akan semakin tidak mempercayai kemampuan kerjanya.
5. Tidak konsisten
Orang-orang akan sulit mempercayai atasan yang bersikap tidak konsisten atau plin plan. Sementara atasan yang bisa dipercaya adalah mereka yang konsisten dan punya kejelasan maksud dari setiap tindakannya. Sementara para atasan yang konsisten akan dengan cepat diabaikan para pegawainya.
6. Tak mau terlibat langsung dengan pekerjaan
Para atasan harus mau bersentuhan langsung dengan bisnisnya. Saat para bos hanya menyuruh orang lain untuk mengerjakan berbagai hal, para karyawan akan mulai mempertanyakan apakan bosnya tahu cara bekerja atau tidak. Maka para atasan harus mulai menggali sendiri kepercayaan para pegawainya dan tidak menganggap bahwa kepercayaan itu datang secara tiba-tiba.
7. Kurang mengapresiasi pekerjaan bawahannya
Saat para atasan tak benar-benar memikirkan karyawannya, maka kemampuannya akan tampak meragukan. Saat si bos tak mengapresiasi kinerja Anda di kantor dan selalu menekan berbagai upaya yang telah dilakukan, Anda bisa kehilangan kepercayaanpada dirinya.
AW/Forbes/L6
Seperti dikutip dari Forbes, rendahnya tingkat kepercayaan karyawan pada atasan dapat berdampak pada ketegangan hubungan kerja di kantor. Kondisi tersebut dapat berpengaruh negatif pada produktivitas kerja di kantor.
Sayangnya, saat ini sebagian karyawan merasa sulit mempercayai atasannya. Berikut tujuh alasan yang membuat karyawan ragu pada bosnya:
1. Atasan yang tak punya gaya kepemimpinan sendiri
Para pemimpin yang mudah ragu dengan keputusannya sendiri sangat sulit untuk dihormati dan dipercaya. Kebanyakan para atasan saat ini membuang banyak waktunya untuk meniru gaya kepemimpinan bos lain daripada membentuk indentitas sendiri.
Mungkin, banyak pemimpin yang tak tahu bahwa karyawannya memperhatikan sikapnya di kantor. Para pegawai selalu tahu apa yang dilakukan bosnya dan bagaimana dia mengatur sikapnya sendiri.
Saat para atasan tak berhasil mendorong potensinya sendiri, maka sulit bagi para karyawan untuk mempercayai penilaiannya, kepercayaan diri, kewaspadaan dan kapablitasnya secara keseluruhan.
2. Tak menginformasikan agenda kerja
Pemimpin yang terlalu politis dan berbelit-belit dapat dipandang sebagai atasan yang picik dan tidak kredibel. Sedangkan para karyawan berharap memiliki pemimpin yang tidak banyak basa-basi dan langsung bertindak mencapai tujuan.
Artinya, para pegawai tidak akan percaya pada atasan yang tidak menginformasikan agenda kerja guna mencapai tujuan tim di kantor. Kadang para atasan ingin menonjolkan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan tim kerja. Dalam kondisi itu, kepercayaan pegawai akan hilang dengan cepat dan sulit kembali.
3. Mengambil keputusan sepihak
Saat atasan hanya mementingkan dirinya sendiri dan kurang berkomitmen pada kemampuan karyawan, siap-siap saja untuk kehilangan kepercayaan dari para pegawai. Sementara bos yang baik akan senantiasa menuntun bawahannya untuk tumbuh dan berkembang lebih baik.
Jika para atasan hanya mementingkan reputasinya sendiri maka sulit bagi karyawan untuk mempercayainya. Saat para atasan meragukan kemampuan kerja bawahannya, dan mengambil keputusan sendiri, keegoisannya melunturkan kepercayaan para karyawan.
4. Reputasinya rendah
Hati-hati, terlalu banyak obrolan tak sedap tentang seorang atasan dapat berpengaruh buruk pada reputasinya. Setiap atasan harus waspada dengan penilaian yang diberikan secara implisit oleh karyawan. Saat reputasi atasan luntur, para karyawan akan semakin tidak mempercayai kemampuan kerjanya.
5. Tidak konsisten
Orang-orang akan sulit mempercayai atasan yang bersikap tidak konsisten atau plin plan. Sementara atasan yang bisa dipercaya adalah mereka yang konsisten dan punya kejelasan maksud dari setiap tindakannya. Sementara para atasan yang konsisten akan dengan cepat diabaikan para pegawainya.
6. Tak mau terlibat langsung dengan pekerjaan
Para atasan harus mau bersentuhan langsung dengan bisnisnya. Saat para bos hanya menyuruh orang lain untuk mengerjakan berbagai hal, para karyawan akan mulai mempertanyakan apakan bosnya tahu cara bekerja atau tidak. Maka para atasan harus mulai menggali sendiri kepercayaan para pegawainya dan tidak menganggap bahwa kepercayaan itu datang secara tiba-tiba.
7. Kurang mengapresiasi pekerjaan bawahannya
Saat para atasan tak benar-benar memikirkan karyawannya, maka kemampuannya akan tampak meragukan. Saat si bos tak mengapresiasi kinerja Anda di kantor dan selalu menekan berbagai upaya yang telah dilakukan, Anda bisa kehilangan kepercayaanpada dirinya.
AW/Forbes/L6
0 komentar
Posting Komentar