Saat baru menikah, keinginan bercinta bisa dengan mudahnya datang. Namun ketika pernikahan berjalan beberapa tahun dan anak sudah hadir, gairah tersebut hilang entah ke mana.
Ketika menghadapi penurunan gairah seks ini, ada beberapa hal yang perlu dipahami pria dan wanita itu sendiri. Menurunnya libido bukan berarti Anda jadi berhenti bercinta dengan suami. Berikut penjelasan dari terapis seks yang juga dosen di Universitas Duke, AS, Laurie Watson soal penurunan gairah wanita seperti dikutip dari Psychology Today:
1. Peneliti seks Rosemary Basson menjelaskan, wanita umumnya memiliki gairah yang spontan ketika baru menikah dan pada satu waktu tertentu dari siklus masa suburnya. Namun seiring bertambahnya usia wanita, gairah tersebut menurun. Seperti dijelaskan Rosemary dalam Canadian Medical Association Journal, ketika sudah sampai tahap menurun, gairah wanita perlu dipicu. Caranya selain dengan foreplay oleh pasangan, wanita juga dapat melakukannya sendiri. Misalnya dengan berimajinasi atau membaca novel erotis.
2. Wanita dengan libido yang rendah biasanya tidak terlalu antusias di awal bercinta namun termotivasi untuk membahagiakan pasangannya. Terapis seks Laurie Watson menjumpai banyak kasus ini pada kliennya. “Aku mencintainya dan ingin membuatnya bahagia,” begitu kata klien Laurie. Penulis ‘Wanting Sex Again’ itu menambahkan, menghadapi kondisi ini, pria yang pasangannya memiliki libido rendah jangan langsung menyerah. Meski awalnya wanita tampak malas-malasan, pada akhirnya dia ingin pasangannya mencapai klimaksnya.
3. Wanita bisa mulai fokus pada aktivitas seks, meski saat itu libidonya rendah, ketika mendapat sentuhan dan dorongan erotis. Apalagi jika sebelumnya sentuhan tersebut bisa membuatnya mencapai orgasme, wanita bisa lebih mengantisipasi dirinya agar lebih bergairah saat bercinta. Wanita merasa upaya mereka untuk bisa bergairah sepadan ketika pasangannya juga mau berusaha untuk mereka.
4. Wanita dapat merasa tidak bergairah ketika mereka tidak merasa adanya kedekatan emosional dengan pasangannya. Hal ini biasanya terjadi saat suami-istri bertengkar. Berbeda dengan pria, kejadian tersebut justru menghilangkan gairah seks wanita. Butuh kedekatan fisik untuk mengembalikan ‘fase diam’ pasca pertengkaran tersebut. Wanita harus merasa terhubung lagi secara emosi dengan pasangannya jika ingin momen bercinta itu jadi ‘panas’.
5. Wanita yang mengalami penurunan gairah seks, tidak semangat untuk bercinta sehingga orgasme bukanlah tujuan yang ingin dicapainya. Hal ini lah yang menurut Laurie kerap dikeluhkan klien prianya. Para pria ingin seks juga menjadi hal terbaik untuk pasangan mereka, meskipun dimulai tidak dengan bersemangat. Untuk memicu keinginan wanita mendapatkan orgasme, menurut Laure, pria perlu melakukan ‘pekerjaan rumah’ dengan benar. Wanita sebarnya merasakan hal yang memabukkan ketika pasangannya melakukan penetrasi. Jadi biarkan wanita merasakan hal itu, sehingga seks bukan hanya sekadar agenda untuk membahagiakan suami.
(eny/fer)
Ketika menghadapi penurunan gairah seks ini, ada beberapa hal yang perlu dipahami pria dan wanita itu sendiri. Menurunnya libido bukan berarti Anda jadi berhenti bercinta dengan suami. Berikut penjelasan dari terapis seks yang juga dosen di Universitas Duke, AS, Laurie Watson soal penurunan gairah wanita seperti dikutip dari Psychology Today:
1. Peneliti seks Rosemary Basson menjelaskan, wanita umumnya memiliki gairah yang spontan ketika baru menikah dan pada satu waktu tertentu dari siklus masa suburnya. Namun seiring bertambahnya usia wanita, gairah tersebut menurun. Seperti dijelaskan Rosemary dalam Canadian Medical Association Journal, ketika sudah sampai tahap menurun, gairah wanita perlu dipicu. Caranya selain dengan foreplay oleh pasangan, wanita juga dapat melakukannya sendiri. Misalnya dengan berimajinasi atau membaca novel erotis.
2. Wanita dengan libido yang rendah biasanya tidak terlalu antusias di awal bercinta namun termotivasi untuk membahagiakan pasangannya. Terapis seks Laurie Watson menjumpai banyak kasus ini pada kliennya. “Aku mencintainya dan ingin membuatnya bahagia,” begitu kata klien Laurie. Penulis ‘Wanting Sex Again’ itu menambahkan, menghadapi kondisi ini, pria yang pasangannya memiliki libido rendah jangan langsung menyerah. Meski awalnya wanita tampak malas-malasan, pada akhirnya dia ingin pasangannya mencapai klimaksnya.
3. Wanita bisa mulai fokus pada aktivitas seks, meski saat itu libidonya rendah, ketika mendapat sentuhan dan dorongan erotis. Apalagi jika sebelumnya sentuhan tersebut bisa membuatnya mencapai orgasme, wanita bisa lebih mengantisipasi dirinya agar lebih bergairah saat bercinta. Wanita merasa upaya mereka untuk bisa bergairah sepadan ketika pasangannya juga mau berusaha untuk mereka.
4. Wanita dapat merasa tidak bergairah ketika mereka tidak merasa adanya kedekatan emosional dengan pasangannya. Hal ini biasanya terjadi saat suami-istri bertengkar. Berbeda dengan pria, kejadian tersebut justru menghilangkan gairah seks wanita. Butuh kedekatan fisik untuk mengembalikan ‘fase diam’ pasca pertengkaran tersebut. Wanita harus merasa terhubung lagi secara emosi dengan pasangannya jika ingin momen bercinta itu jadi ‘panas’.
5. Wanita yang mengalami penurunan gairah seks, tidak semangat untuk bercinta sehingga orgasme bukanlah tujuan yang ingin dicapainya. Hal ini lah yang menurut Laurie kerap dikeluhkan klien prianya. Para pria ingin seks juga menjadi hal terbaik untuk pasangan mereka, meskipun dimulai tidak dengan bersemangat. Untuk memicu keinginan wanita mendapatkan orgasme, menurut Laure, pria perlu melakukan ‘pekerjaan rumah’ dengan benar. Wanita sebarnya merasakan hal yang memabukkan ketika pasangannya melakukan penetrasi. Jadi biarkan wanita merasakan hal itu, sehingga seks bukan hanya sekadar agenda untuk membahagiakan suami.
(eny/fer)
0 komentar
Posting Komentar